Selain itu pendidikan karakter memiliki landasan normatif, menurut Hamdani Hamid & Beni Ahmad Saebani antara lain: a) Berasal dari ajaran Agama Islam, yaitu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, berlaku pula untuk ajaran agama lainnya yang banyak dianut manusia. b) Adat kebiasaan atau norma budaya. Akhlak madzmumah adalah segala macam sifat dan tingkah laku yang tercela. Adapun yang termasuk akhlak madzmumah, antara lain: Dusta. Sifat dan sikap dusta atau curang ini jelas termasuk sifat atau akhlak madzmumah atau akhlak tercela, dimana apabila sifat dusta ini akan membawa kepada bahaya, bencana, dan kerusakan, baik terhadap pribadi maupun Akhlak merupkan tindakan dan perilaku di tengah-tengah, tidak berlebih-lebihan dan tidak kurang.3 2. Urgensi Berakhlak pada Diri Sendiri Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Manusia dapat diperbaiki akhlaknya dengan menghilangkan akhlak-akhlak tercela. Mengenai tujuan pokok dari akhlak dalam islam, menurut : 1. Al-Ghazali pada semboyanya al-shifatir-Rahman’ala taqhathil Basyathiyah. Maksudnya agar manusia sejauh kesanggupanya meniru-niru perangai dan sifat ketuhanan seperti pengasih, penyayang, pengampun, sabar , jujur, dsb. 2. Dusta adalah sumber segala keburukan, oleh sebab itu Allah dan Rasulullah mengharamkannya dan mengancam pelakunya dengan berbagai hukuman. Berikut bahaya-bahaya yang mengintai seseorang yang melakukan dusta; 1. Menyebabkan orang masuk neraka. Bahaya dusta dalam Islam adalah masuk neraka. Dusta merupakan perbuatan yang zalim karena menipu orang Aaby.

dalil tentang akhlak tercela